Kamis, 19 Maret 2015

MASALAH-MASALAH SISWA DI SEKOLAH SERTA PENDEKATAN-PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING (STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING)

A.   Permasalahan Siswa di Sekolah
Menurut Prayitno dalam Badarudin (2011), masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
Nurihsan (2006) mengatakan bahwa terdapat empat jenis masalah yang terdapat pada individu, masalah – masalah tersebut antara lain:
1.    Masalah akademik
Adapun yang termasuk masalah – masalah akademik, yaitu pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas – tugas dan latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, kesulitan belajar, dan lain – lain.
2.    Masalah social pribadi
Adapun yang tergolong dalam masalah – masalah social-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dosen serta staff, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik.
3.    Masalah karier
Adapun yang tergolong dalam permasalahan karier yaitu pemahaman terhadap jabatan dan tugas – tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan lain – lain.
4.    Masalah keluarga

Yusuf dalam Yusuf (2014) menemukan beberapa masalah siswa dalam penelitiannya di beberapa SMK di Jawa Barat. Permasalahan – permasalahan tersebut yaitu:
1.      Masalah pribadi
Beberapa permasalahan yang dialami siswa terkait masalah pribadu antara lain:
§   Kurang motivasi untuk mempelajari agama
§   Kurang memahami agama sebagai pedoman hidup
§   Kurang menyadari bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan
§   Masih merasa malas untuk melaksanakan sholat
§   Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur
§   Masih memiliki kebiasaan berbohong
§   Masih memiliki kebiasaan menyontek
§   Kurang disiplin
§   Masih kekanak – kanakan
§   Belum dapat menghormati orang tua secara ikhlas
§   Masih kurang mampu menghadapi situasi frustasi
§   Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang
§   Masih suka melakukan suatu perbuatan tanpa pertimbangan baik buruknya, atau untung-ruginya
§   Merasa rendah diri

2.      Masalah social
Yang tergolong dalam masalah social yang dialami siswa antara lain:
§   Kurang menyenangi kritikan orang lain
§   Kurang memahami tata karma (etika) pergaulan
§   Kurang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan social
§   Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis
§   Sikap kurang positif terhadap pernikahan
§   Sikap kurang positif terhadap hidup berkeluarga

3.      Masalah belajar
Beberapa permasalahan yang dialami siswa terkait masalah pribadu antara lain:
§   Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik
§   Kurang memahami cara belajar yang efektif
§   Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar
§   Kurang memahami cara membaca buku yang efektif
§   Kurang memahami cara membagi waktu belajar
§   Kurang menyenangi mata pelajaran tertentu

4.      Masalah karir
Yang tergolong ke dalam permasalahan karir yaitu;
§   Kurang mengetahui cara memilih program studi
§   Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang karir
§   Masih bingung memilih pekerjaan
§   Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah lulus
§   Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah lulus tidak masuk dunia kerja
Terkait dengan masalah siswa di sekolah, Badarudin (2011) berpendapat bahwa dalam interaksi belajar mengajar, siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses belajar yang dilakukan. Namun demikian, tidak semua murid dapat mencapai tujuan atau sasaran belajar itu dengan cepat dan tepat. Menyimpulkan dari pendapat Badarudin (2011), dapat dikatakan bahwa terdapat sesuatu yang janggal dalam proses belajar siswa, sehingga sesuatu yang janggal tersebut dapat disebut sebagai masalah belajar bagi siswa.
 Menurut Badarudin (2011), masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas. Berikut ini merupakan jenis-jenis masalah belajar yang terjadi di Sekolah Dasar:
1.       Keterlambatan akademik; yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal
2.       Kecepatan dalam belajar;  yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untukmemenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi
3.       Sangat lambat dalam belajar; yaitu keadaan murid yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
4.       Penempatan kelas; yaitu murid-murid yang umur, kemampuan,ukuran dan minat-minat sosial yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang ditempatinya
5.       Kurang motivasi belajar; yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas
6.       Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar; yaitu kondisi murid yang kegiatannya tau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda – nunda tugas, mengulur – ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya
7.       Sering tidak sekolah; yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.

B.  Pendekatan – pendekatan Umum dan Strategi yang Dilakukan dalam Bimbingan dan Konseling
Pendekatan Bimbingan dan Konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya. Nurihsan (2006) merumuskan empat pendekatan sebagai pendekatan dalam bimbingan dan konseling, empat pendekatan tersebut antara lain:

1.    Pendekatan Krisis
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan ini bertujuan mengatasi krisis atau masalah – masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu individu yang datang. Selanjutnya, mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan individu.
Terkait dengan pendekatan krisis ini, Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan untuk strategi yang digunakan dalam pendekatan krisis. Strategi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis itu. Contoh: Seorang peserta didik datang mengadu kepada guru sambil menangis karena didorong temannya sehingga tersungkur ke lantai. Guru yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta peserta didik tersebut untuk membicarakan penyelesaian masalahnya dengan teman yang mendorongnya ke lantai. Bahkan mungkin guru tersebut memanggil teman peserta didik tersebut untuk datang ke ruang guru untuk membicarakan penyelesaian masalah tersebut sampai tuntas.

2.    Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu memperbaiki kekurangan/kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan – kelemahan individu dan selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
Pendekatan remedial banyak dipengaruhi aleh aliran psikologi behavioristic. Psikologi behavioristic menekankan perilaku individu di sini dan saat ini. Saat ini, perilaku dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini pula. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki perilaku individu perlu ditata lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.
Terkait dengan pendekatan krisis ini, Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan untuk strategi yang digunakan dalam pendekatan remedial. Strategi yang digunakan, seperti mengajarkan kepada peserta didik keterampilan tertentu seperti keterampilan belajar (membaca, merangkum, menyimak, dll), keterampilan sosial dan sejenisnya yang belum dimiliki peserta didik sebelumnya. Dalam contoh kasus diatas, dengan menggunakan pendekatan remedial, guru dapat mengambil tindakan mengajarkan keterampilan berdamai sehingga peserta didik tadi memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah – masalah hubungan antarpribadi (interpersonal). Keterampilan berdamai adalah keterampilan yang selama ini belum dimiliki kedua peserta didik tersebut dan merupakan kelemahan yang bisa memunculkan masalah itu.

3.    Pendekatan preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah – masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
Suryana dan Suryadi (2012) mengatakan bahwa dalam pendekatan ini, guru mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada peserta didik secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika guru dapat mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya dariberbagaikegiatan dan menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat mencegah peserta didik dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
Suryana dan Suryadi (200) juga mengusulkan strategi dalam pendekatan ini. Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini yaitu termasuk mengajar dan memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan pendekatan preventif dia akan mengajari peserta didik nya secara klasikal untuk bersikap toleran dan memahamiorang lain sehingga dapat mencegah munculnya perilaku agresif, tanpa menunggu munculnya krisis terlebih dahulu
4.    Pendekatan perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan – kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian kekuatan – kekuatan tersebut dikembangkan. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.
Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan bahwa strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dalam contoh tersebut, jika guru menggunakan pendekatan perkembangan, guru tersebut sebaiknya menangani peserta didik tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan antarpri badiyang diperlukan untuk melakukan interaksi yang efektif dengan orang lain. Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum bimbingan atau dirumuskan sebagai layanan dasar umum.
IMPLIKASI
Implikasi materi “masalah – masalah yang dialami siswa di sekolah serta pendekatan dan strategi bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan” kepada calon guru bidang studi yaitu dapat memberikan wawasan kepada calon guru bidang studi tentang beberapa masalah yang biasa terjadi pada siswa – siswa di sekolah (terutama masalah belajar), sehingga guru itu dapat melakukan tindakan preventif pada siswa dengan memilih pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa – siswa yang memiliki latar belakang, karakteristik, dan permasalahan yang berbeda. Selain itu, jika seorang guru menemukan beberapa siswa yang terlihat kurang bersemangat dalam kelas, guru melakukan beberapa pendekatan terlebih dahulu kemudian guru mugkin dapat membantu terhadap permasalahan yang dialami beberapa siswa tersebut  dengan strategi – strategi tertentu, sebelum permasalahan tersebut ditangani oleh guru BK (hal tersebut mungkin harus dilakukan, karena guru bidang studi merupakan guru yang sehari – harinya bertatap muka/bertemu langsung dengan siswa, lebih – lebih untuk seorang wali kelas yang kedudukannya sebagai orang tua siswa dalam kelas tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Badarudin. 2011. Materi Bahan Ajar Kuliah: Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Purwokerto: tidak diterbitkan
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama
Suryana, Asep dan Suryadi. 2012. Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementertan Agama RI
Yusuf L. N., Syamsu. 2014. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press



1 komentar: